Pesantren Modern
Seiring
dinamika zaman, banyak pesantren yang sistem pendidikan asalnya salaf berubah
total menjadi pesantren modern. Ciri khas pesantren modern adalah prioritas pendidikan
pada sistem sekolah formal dan penekanan bahasa Arab modern (lebih spesifik
pada speaking/muhawarah). Walaupun demikian, secara kultural tetap
mempertahankan ke-NU-annya seperti tahlilan, qunut, yasinan, dll.
Pondok
pesantren Modern memiliki konotasi yang bermacam-macam. Tidak ada definisi dan
kriteria pasti tentang ponpes seperti apa yang memenuhi atau patut disebut
dengan pesantren 'modern'. Namun demikian, beberapa unsur yang menjadi ciri
khas pondok pesantren modern adalah sebagai berikut:
1.
Penekanan pada bahasa Arab percakapan
.
Memakai buku-buku literatur bahasa Arab kontemporer (bukan klasik/kitab kuning)
3.
Memiliki sekolah formal di bawah kurikulum Diknas dan/atau Kemenag
4.
Tidak lagi memakai sistem pengajian tradisional seperti khalaqah namun
clasical.
Pesantren
modern yang kami laporkan disini adalah Pesantren Tawalib Putri dan Tawalib
Parabek. Pesantren Tawalib Putri Jauh sebelum tahun 1900 dibawah asuhan Syekh
Abdullah Ahmad. Perguruan Thawalib telah memulai pendidikannya dengan sistim
halaqah bertempat di Surau Jembatan Besi Padang Panjang, yang kemudian pada
tahun 1911 dilanjutkan oleh DR.H. Abdul Karim Amarullah, seorang ulama besar
yang baru pulang belajar dari Mekah yang dikenal dengan sebutan Inyiak Rasul
(ayah Alm. Buya HAMKA). Beliau sekaligus merubah sistim belajar dari halaqah
menjadi klasikal. Pada tahun 1926 dibawah pimpinan Tuanku Mudo Abdul HaAmid
Hakim, dibangun lokal belajar di jalan Lubuk Mata Kucing (Kampus Thawalib Putra
sekarang). Mulai tahun 1959 Perguruan Thawalib dipimpin oleh H.Mawardy
Muhammad, dan pada tahun 1974 membuka Perguruan Tinggi Fakultas Dakwah dan
Publisistik, Fakultas Syari’ah wal Qanun bersama-sama dengan Prof.DR.KH. Zainal
Abidin Ahmad (Alumni Thawalib, mantan Ketua Parlemen RI, Wartawan dan
Pengarang). Kemudian Perguruan Thawalib dipimpin oleh murid-murid H.Mawardy
Muhammad ; Drs.H. Abbas Arief, H. Djawarnis,Lc. Prof.DR.Sirajuddin Zar (Rektor
IAIN “IB” sekarang), Prof.DR.H.Tamrin Kamal,MS. Firdaus Tamin, BA. Tahun 1989 Perguruan
Thawalib menerima siswi khusus putri, tempat belajar dan asramanya terpisah
dari Thawalib Putra. Tahun 2002 Thawalib menambah lagi jenjang pendidikan,
yaitu dengan mendirikan Taman Kanak-Kanak Al Quran ( TKA ), yang kemudian
dilanjutkan membuka Madrasah Ibtidaiyah Unggul Terpadu ( MIUT ) pada tahun
2004. Saat ini Perguruan Thawalib telah berkembang dengan memiliki empat
jenjang pendidikan mulai Taman Kanak-Kanak Al Quran ( TKA ), Madrasah
Ibtidaiyah Unggul Terpadu (MIUT), Madrasah Tsanawiyah dengan nama Thawalib A,
Madrasah Aliyah dengan nama Kulliyatul ‘Ulum el Islamiyah (KUI) Putra &
Putri.
Sedangkan
pesantren Tawalib Parabek dimulai pada tahun 1910 Syekh
Ibrahim Musa Parabek membuka pengajian Halaqah sekembali dari menuntut ilmu di
Makkah selama 9 tahun. Pengajian halaqah diberi nama Muzakatul Ikhwan setelah
kembalinya Syekh Ibrahim Musa kali yang kedua dari Makkah selama 2 tahun.
Ketika tahun 1918 Muzakaratul Ikhwan (Jamiatul Ikhwan ) diubah menjadi Sumatera
Thawalib . Pada tahun 1920 belajar secara klasikal .Pengaruh Politik Islam
Nasional memasuki Sumatera Thawalib yang disalurkan lewat Permi ( Persatuan
Muslim Indonesia ). Sumatera Thawalib menjadi wadah politik PERMI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar