Kamis, 02 Januari 2014

Pesantren Tradisional



 Pesantren Tradisional
Pesantren Tradisional di Minangkabau disebut surau. Dalam kehidupan sehari-hari istilah tradisi sering digunakan. Istilah tradisi biasanya secara umum dimaksudkan untuk menunjuk kepada suatu nilai, norma dan adat kebiasaan yang berbau lama dan yang lama tersebut hingga kini masih diterima. Tradisi, intinya adalah warisan masa lalu yang dilestarikan terus hingga sekarang. Warisan masa lalu itu dapat berupa nilai, norma, sosial, pola kelakuan dan adat kebiasaan lain yang merupakan wujud di berbagai aspek kehidupan. Dari kata tradisi, akhirnya menjadi tradisional, artinya: menurut adat, turun-temurun. Sikap tradisional, menurut Soerjono Soekanto, adalah suatu sikap yang mengagung-agungkan tradisi dari masa lampau, serta anggapan bahwa tradisi tersebut secara mutlak tidak dapat dirubah. Sikap tradisional tidak selalu berkonotasi negatif seperti itu. Sebaliknya, terkadang justru bernilai positif atau setidaknya netral. Di tengah kehidupan modern yang segalanya bergerak serba cepat ini, tradisi tertentu ada kalanya justru harus diupayakan agar tetap lestari, jangan sampai lenyap tertelan kemajuan.
Menurut Zamachsyari Dhofier, pesantren tradisional adalah lembaga pesantren yang mempertahankan pengajaran kitab-kitab Islam klasik sebagai inti pendidikan. Sedangkan sistem madrasah hanya untuk memudahkan sistem sorogan yang dipakai dalam lembaga-lembaga pengajian bentuk lama, tanpa mengenalkan pengajaran pengetahuan umum.
Khusus di dunia pendidikan Islam, mengingat sejarah perjalanan agama ini yang sudah cukup panjang, munculnya kesan dan fakta tradisionalitas di sana-sini tidaklah terhindarkan. Tradisi untuk tetap memakai kitab-kitab klasik berbahasa Arab sebagai bahan pokok yang diajarkan pada santri, kebiasaan untuk duduk bersila di lantai pada saat mengaji, juga peralatan serba sederhana sampai kini masih menjadi gambaran yang lumrah bagi sebagian lembaga pendidikan Islam, terutama pesantren.
Dalam penelitian yang kami lakukan tedapat pesantren tradisional di Pariaman bernama Pesantren Darul Ikhlas. Pesantren ini menggunakan sistem lama yaitu sistem khalaqah. Sistem khalaqah adalah dimana santri-santri dikumpulkan dalam satu ruangan. Menurut Ajo, salah satu pengajar disana sistem ini melambangkan pepatah minang “duduak smo rato, tagak samo tinggi”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar